Budaya Membaca Menurun, Berita Hoaks Menjadi “Penuntun”

Hasil gambar untuk books
            Data statistic UNESCO mencatat bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dari total 61 negara dengan tingkat literasi rendah. Sungguh luar biasa jauh dari negeri saudara kita di seberang sana, Malaysia dan Singapura. Banyak faktor  yang menjadikan Indonesia menjadi bangsa terendah kedua perihal literasi. Contohnya adalah kesadaran akan pentingnya kebiasaan membaca sedari dini tak kunjung disadari oleh para orang tua. Kegiatan membaca hanya dijadikan hobi yang terkesan sepele, bukan sebagai suatu hal yang dapat menjadi faktor kemajuan bangsa. Pemerintahpun merupakan pihak yang juga harus diseret untuk bertanggung jawab atas rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Pendidikan yang tak kunjung merata, para pahlawan tanpa jasa yang tak juga dihargai dan berbagai fasilitas yang tak lagi memadai turut menjadi salah satu penyebab permasalahan ini. Masih banyak anak-anak penerus bangsa yang nyatanya masih buta aksara. Bagaimana mereka dapat terbiasa membaca jika mengenal a b c d saja tidak.
            Kurangnya budaya membaca di negara kita secara tidak langsung sedang mengkerdilkan bangsa kita sendiri. Ketika para muda-mudi di luar sana lebih tertarik untuk membaca buku, anak bangsa kita sendiri malah lebih suka caption instagram, pesan-pesan galau atau bahkan berita yang tak jelas darimana asalnya. Kurangnya budaya membaca dapat membentuk bangsa kita menjadi bangsa yang malas untuk mencari tau, sehingga menelan bulat-bulat berita atau kabar yang didengar atau dibaca, padahal berita itu pun belum tentu benar atau malah berita yang dibuat tanpa fakta sebenarnya yang biasa disebut sebagai hoax (kabar bohong). Hoax adalah segala informasi yang tidak benar atau bohong yang dibuat oleh para pelaku untuk mencari keuntungan atas penyebaran berita ini. Tentu saja hal ini akan sangat membahayakan bangsa Indonesia. Akibatnya adalah perdebatan kusir yang bisa saja terjadi dengan dasar berita bohong yang telah diterima, pembunuhan karakter, masyarakat yang tak lagi saling percaya dan yang terburuk adalah perpecahan yang berada ditengah masyarakat.
            Di umur Indonesia yang akan menanjak 74 ini, hubungan antara budaya membaca dengan berita hoax tentu saja menjadi PR pemerintah dan masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Masih banyak para penerus bangsa yang dapat diselamatkan jika kita sebagai masyarakat yang mengaku cinta negeri pertiwi ini sadar akan pentingnya kemajuan bangsa. Mari bersatu dan bersama kita perangi hoax!

Sumber gambar: google.

Comments

Popular posts from this blog

Setelah Lulus Sidang dari Gunadarma, Kita Ngapain Ya?

Sound System, Kumpulan Perangkat yang Bermanfaat

Learning Chinese #1